ternyata kalian makan obat nyamuk
itulah akibat salah baca takdir
belaga gilanya semusim kampanye
megalomania karena frustrasi
siapa suruh tanam taik
fitnahmu hanya menuai tokai
tak ada lagi isapan jempol belaka
lalu buat apa segudang jargon basi
jika kalian tak tau apa artinya sepi
ketawa sendiri mabuk ilusi
di pojokan merayu nasib
langit mendung kapan sadarnya?
Amsterdam, 28/08/2014
memekik keras suara klakson bis kota
waktu pun semakin sempit menjerit
di jalanan orang bergegas entah kemana
asap rokok bercampur debu memburu
knalpot metromini asik menyembur racun
dan tubuhmu rubuh ditiup angin jakarta
begitulah ceritanya penyakit orang kota
Amsterdam, 13122014
apa ada waktu buat kita?
musim hujan larutkan kesedihan
daun pun gugur tanda perubahan
waktu tak menunggumu, bisu
muram langit dinginnya malam
lampu jalanan tergantung kaku
jerit swara roda trem bersaksi
tiada setan tanpa topeng suci
ciuman yudas niat yang culas
tanpa kau sadari waktu berlalu
pergi, entah kemana masa lalu
lupa jalan pulang rindu terbuang
betapa indahnya mimpi sepinya
segunung hayalan tak ada titik komanya
nikmatilah hidup seperti apa adanya
Amsterdam, 19 Desember 2014
jadul, zaman saya masih botjah
tiap hari senin ada upacara bendera
kepala sekolah pidato arti kemerdekaan
dan kami nyimak berjajar rapih disiplin
sekarang zaman postmodern ekstrim
anak muda genit bergaya di mol mol
kartu kredit dikibar-kibarkan anak manja
karena papa pejabat mama pun sindikat
semua bisa diatur, dibeli dan dijual lagi
puluhan tahun budak modern diekspor
anak bangsa dibiarkan diperas makelar
jutaan orang indonesia jadi buruh migran
tanpa kau sadari perbudakan dihalalkan
demi sesuap nasi tki pergi merantau
seharusnya indonesia punya kita semua
faktanya perbedaan kelas makin keras
keadilan sosial masih jauh di kaki langit
perjuangan rakyat demi hidup sejahtera
ingatlah, rakyat bersatu pasti menang!
Amsterdam, 21 februari 2015
kebebasan adalah sesuatu yang sakral
kebebasan pujaan para pecinta perdamaian
mereka kompak berteriak mampuslah fascisme!
tapi mereka lupa kejamnya perang kolonial
mereka berlagak amnesia sejarah
super hypokrit pun jadi penyakit menular
siapa yang kenal nama irawan sudjono?
mahasiswa pejuang di bawah tanah
berani mati lawan tentara nazi jerman
di zaman internet dunia transparansi
rasisme pun jadi menu tiap hari
negara kaya berpolitiknya dua kaki
bahwa kemerdekaan hak segala bangsa
perayaan hari pembebasan itu buat siapa?
jika diskriminasi ternyata masih dipelihara
Amsterdam, 03/05/2015
puisi sebagai alat anti penindasan 
Komentar Terbaru